buatalah contoh rangkuman buku nonfiksi
B. Indonesia
arel40
Pertanyaan
buatalah contoh rangkuman buku nonfiksi
1 Jawaban
-
1. Jawaban chadia
itu rangkuman buku nonfiksi dari bab satu sampai bab dua, contohnya dibawah ya
Judul Buku : Pembesaran Belut di Dalam Tong dan Terpal
Penulis : Drs. Ruslan Roy, MM dan Bagus Harianto
Penerbit : PT Agro Media Pustaka
Tahun Terbit : 2009
ULASAN BUKU
Buku yang berjudul Pembesaran Belut di Dalam Tong dan Kolam Terpal ini ditulis oleh Drs. Ruslan Roy, MM dan Bagus harianto. Yang diterbitkan oleh PT Agro Media Pustaka pada tahun 2009. Buku ini memiliki tebal 72 halaman yang terdiri dari prakata, daftar isi, isi buku, daftar pustaka dan biografi penulis. Pada daftar isi terdapat 6 bab dan beberapa sub bab terkait budi daya belut didalam tong dan kolam terpal.
Buku yang berisi kiat sukses dalam budi daya belut ini sangat menarik untuk dibaca oleh calon usahawan dibidang pertanian perairan yang akan melakukan budi daya belut. karena dengan modal yang relatif kecil petani belut bisa mendapatkan hasil yang maksimal dan menguntungkan.
Buku ini juga dilengkapi tips agar panen belut yang biasanya hanya dapat dipanen enam bulan sekali menjadi dapat dipanen hingga tiga bula sekali, dengan memberikan suplemen pakan super yang bisa meningkatkan bobot belut menjadi 10 kali lebih besar. Sehingga buku ini sangat membantu kita dalam proses awal dan sukses dalam budidaya belut.
Bab 1 : Prospek Pasar Komoditi Belut Masih Terbuka Lebar
Salah satu keunggulan belut adalah dapat diterima di pasar manapun, baik domestik maupun Internasional. Peyerap komoditi dalam negeri umumnya digunakan sebagai bahan konsumsi seperti keripik belut, dendeng belut dan olahan belut lainnya. Sedangkan komoditi belut dalam ekspor umumnya digunakan untuk aksesori, bahan pengobatan alternatif hingga produk turunan dari belut, seperti bakso belut, nugget belut, dan camilan belut. Produksi ini sengaja ditujukan kepada anak-anak karena belut mengandung protein dan vitamin yang cukup tinggi.
Sebenarnya komoditi belut Indonesia masih menjadi satu andalan negara importir. Karena itu, sebagai upaya menjaga kualitas belut sebaiknya menggunakan bahan-bahan organik.
Budi daya belut dapat dilakukan dalam berbagai skala, mulai skala kecil, sedang, hingga besar, tergantung modal calon pembudidaya. Misalya pembudidaya dengan skala kecil, petani belut bisa melakukan budi daya belut dengan tong bekas dan kolam terpal karena lebih praktis dan lebih murah.
Selain biaya investasi yang dapat disesuaikan dengan modal, biaya perawatan juga relatif tidak terlalu besar. Misalnya, dalam hal pakan. Belut lebih menyukai pakan alami berbagai hewan hidup, cacing, keong mas dan kecebong. Jenis pakan ini dikatakan relatif murah karena dapat dibudidayakan. Sementara untuk pelet cukup diberikan 1-2 kali seminggu saja.
Bab 2 : Kunci Sukses Budi Daya Belut
Belakangan ini banyak orang yang tertarik membudidayakan belut. Hanya saja kebanyakan calon tidak mau bersabar mempelajari teknik budi daya belut secara menyeluruh akibatnya banyak yang gagal. Karena itu untuk menjadi petani belut yang sukses diharapkan mempelajari buku yang berkaitan dengan budi daya belut atau dengan mengikuti pelatihan terkait budi daya belut.
Keberhasilan budi daya belut sangat dipengaruhi oleh media pemeliharaan yang digunakan. Karena itu, calon pembudidaya harus memastikan media yang diolah dan digunakan sudah benar-benar sesuai dan matang.
Faktor penting lain yang menentukan keberhasilan budidaya belut adalah kualitas bibit yang digunakan. Bibit belut berkualitas baik dapat berasal dari belut sawah yang ditangkap dengan bubu atau bibit hasil dari budi daya yang tidak terdapat luka dan ukurannya seragam.
Agar terjadi pertukaran air didalam tempat budi daya, konstruksi kolam tong dan terpal harus diberi saluran pipa yang dialiri air dengan ketinggian 5-10 cm diatas media. Sebaiknya pemasukan air dibuat gemericik agar suplai oksigen terlarut di dalam kolam budidaya. Sehingga belut akan tetap sehat.
Selain faktor langsung dengan teknisi budi daya. Faktor lain yang harus dperhatikan adalah SDM. Pembudidaya yang meyerap tenaga kerja Seharusnya memilih pekerja yang mengetahui perawatan belut, dan bisa bekerja dengan sepenuh hati. Namun pembudidaya juga harus melakukan pengawasan untuk meminimalisasi kesalahan pekerja yang mungkin terjadi.