B. Indonesia

Pertanyaan

Tentukan karakteristik dalam kutipan Hikayat Kalilah dan Dimnah

1 Jawaban

  • Pendekatan
    Hikayat Kalilah dan Dimnah ini dapat dianalisis dengan berbagai pendekatan, namun dalam kesempatan ini kami hanya memilih beberapa pendekatan saja, adapun pendekatan itu sebagai berikut.
    1. Pendekatan Obyektif
    Pendekatan Obyektif adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai karya sastra yang mandiri. Adapun hal tersebut dapat dianalisis pada unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerita tersebut. Dalam Hikayat Kalilah dan Dimnah ini, maka unsur intrinsik ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
    a) Tema: Sosial;
    b) Latar: latar sosialnya adalah kehidupan kerajaan dan kehidupan binatang semacam fabel dan latar tempatnya adalah hutan dan kerajaan.
    c) Penokohan:
    1) Dimnah memiliki sifat yang pandai, tamak, licik, dan gila pada kekuasaan. Dalam cerita ini ia menjadi tokoh antagonis;
    2) Kalilah memiliki sifat yang bijak dan baik hati. Dalam cerita ini ia menjadi tokoh tritagonis;
    3) Raja Hutan (Singa) memiliki wibawa, labil, dan mudah diprovokasi. Dalam cerita ini ia menjadi tokoh protagonis;
    4) Syatrabah memiliki sifat baik budi tetapi mudah diprovokasi. Dalam cerita ini ia menjadi tokoh protagonis.
    d) Alur: maju
    2. Pendekatan Ekspresif
    Pendekatan ekspresif adalah baik atau tidaknya bergantung pada kemampuan pengarang dalam mengembangkan ide dalam karya sastra. Hal inilah yang terjadi pada Hikayat Kalilah dan Dimnah, cerita ini dibungkus dengan berbagai perumpamaan dan nasihat orang tua. Selain itu, dalam cerita ini, terdapat sejumlah cerita lain yang justru malah membantu dan memberi penguatan pada inti cerita. Seperti cerita tentang kancil yang mampu membunuh singa.
    3. Pendekatan Pragmatik
    Hikayat Kalilah dan Dimnah ini dipenuhi dengan kata-kata bijak dan nasihat-nasihat yang patut dicontoh. Oleh karena itu pendekatan pragmatik yang memiliki pengertian bahwa karya sastra memiliki tujuan yang berupa aspek kesenian, estetika dan pendidikan. Pada hemat kami, pencapaian kesenian dan estetika dalam cerita ini sangat tinggi, bagaimana nasihat-nasihat bijak menunjang sebuah cerita. Seperti pada halaman 8, kutipannya sebagai berikut,
    “Orang yang kuat,” kata Dimnah, “Tidak takut memikul beban yang berat. Tetapi orang yang lemah, jangankan beban orang lain, bebannya sendiripun tiada terpikul olehnya.”
    4. Pendekatan Moral
    Menurut pendekatan moral, karya sastra adalah untuk meningkatkan harkat, martabat manusia sebagai makhluk berbudaya. Hikayat Kalilah dan Dimnah sangat kuat memberikan masukan kepada kita untuk meningkatkan kualitas diri kita. Berkali-kali disebutkan dalam cerita ini, bahwa orang yang tinggi adalah orang yang berbudi dan berakal. Bahkan pada halaman 45 ditegaskan oleh penulisnya lewat tokoh Dimnah,
    “…orang yang berakal dan berbudi adalah orang yang sempurna. Orang yang berakal tetapi tiada berbudi masih boleh dijadikan sahabat. Karena sekalipun kelakuannya kurang mulia, tetapi dari pada akalnya dapat engkau mengambil faedah, dan dari pada kelakuan yang jahat, mungkin engkau menjaga dirimu. Orang yang mulia budi tetapi tiada berakal boleh juga. Karena sekalipun dari pada akalnya, tak mungkin engkau mengambil faedah apa-apa, tetapi dari pada budinya ada yang dapat kau ambil dari padanya. Akan tetapi orang yang bodoh, rendah pula budinya, satupun tiada yang dapat engkau ambil dari padanya…”

    D. Bentuk Cerita
    1. Cerita Dalam Cerita
    Jika dalam cerita konvensional, biasanya para tokoh hanya terlibat dalam alur dan konflik yang sama. Tetapi dalam Hikayat Kalilah dan Dimnah ini terdapat cerita dalam cerita. Artinya cerita utama memiliki beberapa sub cerita. Bahkan cerita tentang Kalilah dan Dimnah pun adanya dalam sebuah cerita. Yakni ketika Baidaba menceritakan pada maharaja Dabasyalim. Jika dicatat Hikayat Kalilah dan Dimnah sebagai sub cerita. Maka ada 18 cerita lain dalam satu cerita yang tentu dikisahkan oleh Baidaba sebagai tokoh pencerita dalam Hikayat Kalilah dan Dimnah. Meski demikian, cerita-cerita tersebut bukan merupakan bagian yang terpisahkan, melainkan satu kesatuan yang bahkan membangun inti cerita.

    2. Perumpamaan
    Selain adanya sejumlah cerita dalam cerita. Yang unik dari Hikayat Kalilah dan Dimnah ini adalah adanya berbagai perumpamaan yang diambil dari nasihat-nasihat bijak. Seperti pada halaman 8, ibarat batu yang berat, mengangkatnya dari tanah ke bahu susah, tetapi melemparkannya ke tanah, mudah saja.
    E. Penutup
    Dalam membahas cerita ini, memang Hikayat Kalilah dan Dimnah sangat menarik. Penulisnya mampu menyajikan suatu cerita dengan beberapa sub cerita yang justru membuat cerita ini tambah menarik. Selain itu, ada banyak nilai yang kemudian dipaparkan penulisnya, baik lewat perumpamaan maupun lewat cerita-cerita dengan maksud memberikan penjelasan bagi pembacanya.

    semoga membantu, maaf kalo salah

Pertanyaan Lainnya